aku berdiri di sini
melawan angin malam yang berhembus.
dingin, memang.
apalagi badanku hanya berlapiskan sehelai baju rumah sakit.
aku tak peduli
dinginnya angin tak sebanding dengan rasa sakitku.
dinginnya angin seakan memaksaku untuk terus berjalan ke tepi atap
dinginnya angin seakan memberiku semangat untuk terjun.
orang-orang di bawah tampak seperti semut,
dan aspal itu seakan menggodaku untuk menjatuhkan diriku.
Tuhan, maafkan aku.
Ibu, Ayah, Adik, maafkan aku telah menyita sebagian waktumu untuk menjagaku.
Maafkan aku, orang-orang yang pernah kubuat kesal.
Aku pejamkan mata,
dan seiring angin malam berhembus,
ku jatuhkan diriku.
Aku buka mataku perlahan,
aspal itu semakin semangat menggodaku untuk lebih cepat merebahkan diriku di atasnya.
Atau mungkin seharusnya aku tidak melompat.
Ah sudah terlambat.
Tuhan, maafkan aku.
semakin dekat
semakin deka
semakin dek
semakin de
semakin d
semakin
semaki
semak
sema
sem
se
s
"BRAKK!!"
No comments:
Post a Comment