tiba-tiba aja aku kepikiran sama obrolanku dengan salah satu teman laki-laki yang aku kenal dari sebuah situs anonimus, yang sebenarnya aku tak menyangka akan sedekat ini dengannya.
setelah berkenalan kira-kira 2 minggu, aku tahu bahwa kita berada dalam keadaan yang sama, senasib.
aku dan dia sama-sama sedang berjuang melupakan seorang yang pernah menjadi bagian hidup,
yang tanpa sebab orang tersebut pergi karena hilangnya rasa yang pernah ada.
and then we shared things.
no, i shared things.
ya, karena aku telah sangat lelah memendam segala sakit hati sendirian, akhirnya aku beranikan diri bercerita padanya.
i told him my past,
my dark past in the hardest age ever a.k.a. teen age
dan responnya sangat sangat diluar dugaanku.
Aku: "so back then i used to hurt myself because i loved to hide feelings.
kamu tahu bukan, terlalu sering memendam masalah berakibat sangat buruk?"
Dia: "[my name]. aku nggak suka kamu seperti itu."
Aku: "well, i stopped that for months, actually. i would rather write than hurting myself."
Dia: "jadi sekarang udah nggak kan? don't do that ever again, please? stop it. ada aku kok. udah ya."
membaca pesan yang dia kirim terakhir membuat mataku basah karena air mata.
yep, i'm crying.
aku menangis bahagia karena belum pernah ada orang (especially stranger) yang begitu peduli terhadapku.
ternyata masih ada orang yang peduli kepadaku.
i thought nobody cares about me.
No comments:
Post a Comment